Paringin (Kemenag Balangan) - "Salah satu ciri perilaku orang yang meninggal dalam keadaan Su'ul Khatimah adalah suka melakukan bid'ah agama," begitu disampaikan KH. Syamsul Arifin saat menjadi penceramah dalam kegiatan pengajian rutin di Musholla Al Anshor bagi karyawan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kab. Balangan pada Senin (24/5/21).
Pada kesempatan tersebut Syamsul Arifin menerangkan bahwa pada dasarnya tidak semua bid'ah itu dilarang agama, karena ada pula bid'ah hasanah yaitu inovasi baru yang dianggap baik menurut syariat Islam.
"Contohnya adalah membukukan Al-Qur'an dan memberi baris pada bacaan Al-Qur'an. Itu juga perilaku bid'ah karena baru dilakukan setelah wafatnya nabi, namun termasuk dalam bid'ah hasanah karena demi kemaslahatan umat Islam," ujar Syamsul yang juga merupakan Staf Bimbingan Masyarakat (BIMAS) Islam Kemenag Balangan.
Syamsul selanjutnya menjelaskan bahwa bid'ah yang termasuk dalam ciri-ciri su'ul khatimah adalah bid'ah dholalah yaitu menambah-nambah ajaran Islam yang hukumnya sesat.
"Contohnya adalah melakukan ibadah sholat di tempat ibadah agama lain. Hal tersebut termasuk bid'ah dan bukan bentuk toleransi karena toleransi artinya menghormati ibadah masing-masing, bukan mencampur adukkannya," tambahnya.
Lebih jauh Syamsul menyebutkan ciri-ciri Su'ul Khatimah selain bid'ah agama yaitu melalaikan sholat fardhu, mengentengkan zakat, suka mencari aib orang, mengurangi takaran timbangan, memperdaya orang muslim, tidak percaya terhadap maqam para wali Allah, ragu kepada Allah, Rasul dan hari Akhir serta mencampuradukkan urusan dunia dan agama.
"Yang dimaksud dengan mencampuradukkan urusan dunia dan agama adalah membiarkan dunia mengatur urusan agama, padahal di dalam agama sudah diatur semua hal termasuk urusan dunia seperti politik, ekonomi dan pendidikan. Semoga kita semua bisa terhindar dari perbuatan yang menuju pada su'ul khotimah dan bisa meninggal dalam keadaan husnul khotimah," pungkasnya.
Kegiatan pengajian rutin di Kemenag Balangan merupakan kegiatan pengajian tiap dua mingguan yang sebelumnya terhenti di bulan Ramadhan digantikan Takmir Ramadhan dan kembali dilanjutkan usai hari raya Idul Fitri 1442 H.
Teks: Uswah
Foto: Uswah
0 Comments