Moderasi Beragama, Widyaiswara: Mari Belajar Dari Sebatang Stik

 



Paringin (Kemenag Balangan) - Widaiswara Balai Diklat Keagamaan (BDK) Banjarmasin H. Yasir Arafat, M.Pd menyampaikan bahwa penerapan moderasi beragama bisa dipelajari dalam permainan sederhana mengangkat dan menurunkan stik sedotan bersama-sama.

 

Saat memberikan materi dalam Diklat Pelatihan Wawasan Kebangsaan bagi para Kepala Kantor Urusan Agama (KUA), penghulu dan penyuluh di wilayah kerja Kantor Kementerian Agama Kab. Balangan pada Jumat (9/4/21) di gedung Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Yasir Arafat mengadakan permainan dengan meminta para peserta menyusun dan menyambung sepuluh buah sedotan menjadi satu batang stik. Selanjutnya peserta membentuk kelompok yang terdiri dari lima orang peserta dan diminta untuk menaikkan stick lalu menurunkannya secara bersama-sama dengan menggunakan satu jari.

 

Saat menaikkan stik ke atas, para peserta tidak begitu mengalami kesulitan. Namun saat menurunkannya, terjadi kehebohan dan keseruan karena salah satu aturan permainan adalah jari yang memegang stick tidak boleh sampai terlepas.

 

Setelah semua peserta berhasil memainkan permainan sederhana yang mengundang gelak tawa tersebut, Yasir selanjutnya menjelaskan tujuan permainan itu diadakan.

 

"Dari permainan ini kita banyak belajar nilai-nilai penting. Misalnya, saat diminta naik ke atas, diminta memangku jabatan, itu adalah hal yang mudah. Tapi saat diminta turun,menjadi tawadhu dan menerima apa adanya, merupakan hal yang sulit bagi sebagian besar orang,"jelasnya.

 

Yasir juga menjelaskan alasan peserta keslitan menurunkan stik bersama adalah karena setiap orang ingin menjadi pemipin dengan memberikan komando secara acak sehingga tidak jelas siapa yang harus dituruti.

 

"Bila semua bicara, keadaan akan kacau. Cukup satu orang yang jadi pemimpin, tidak bisa semua orang jadi pemimpin ," tambahnya.

 

Anang Nazaruddin, S.Pd.I, MM, Widyaiswara dari BDK yang juga menjadi pemateri selanjutnya menyampaikan pentingnya peserta yang berada di tengah karena ia berperan sebagai moderasi dalam proses menaikkan dan menurunkan stik.

 

"Bila yang di tengah bisa menggiring dan memimpin, maka kerja sama akan terjalin dan strategi akan berjalan lancar. Praktikkan hal ini juga dalam kegiatan sehari-hari dalam bentuk keadilan, persatuan dan ketaatan hukum," ujarnya.

 

Anang berharap permainan ini bisa menjadi pelajaran sekaligus kenangan bagi peserta yang mengikuti diklat karena nilai-nilai yang diajarkan tidak akan bisa dimengerti kalau hanya disampaikan tanpa dipraktekkan.

 

"Yang terakhir, ingat, jujurlah. Meskipun orang lain tidak melihat, taati aturan karena keberhasilan yang didapatkan dengan kejujuran tidak akan membawa kepuasan dan kebahagiaan yang hakiki," pungkasnya.

 

Teks: Uswah

Foto: Uswah

Related Posts

Post a Comment

0 Comments