Ka.Kankemenag Dorong Optimalisasi Deteksi Dini Konflik Keagamaan

 


Tabalong (Kemenag Balangan) — Kepala Kantor Kementerian Agama (Ka.Kankemenag) Kabupaten Balangan, Drs. H. Saribuddin, M.Pd.I, memberikan arahan pada kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Deteksi Dini Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan yang diselenggarakan di Tanjung, Kamis (31/07/2025).

 

Dalam paparannya, Saribuddin menegaskan pentingnya peran Kementerian Agama, khususnya para penyuluh dan kepala KUA, dalam menjaga harmoni dan ketenteraman kehidupan beragama di tengah masyarakat.

 

“Kegiatan ini bukan sekadar formalitas, tetapi bagian dari upaya sistematis untuk mencegah potensi konflik keagamaan sejak dini. Kita ingin masyarakat kita aman, tenang, dan tidak terpapar oleh ajaran-ajaran menyimpang yang mengancam persatuan,” ujarnya.

 

Saribuddin mengungkapkan bahwa ada beberapa wilayah yang masih menghadapi tantangan serius berupa masuknya ajaran-ajaran keagamaan sempalan yang beroperasi secara sembunyi-sembunyi, bahkan dilaksanakan tengah malam tanpa izin yang jelas. Oleh karena itu, dirinya meminta para penyuluh agama untuk lebih aktif memantau dan mendeteksi keberadaan kelompok-kelompok yang berpotensi memecah belah umat.

 

“Kita harus tahu siapa yang mengadakan pengajian, di mana lokasinya, dan apa materinya. Jika sudah jelas dan terbukti menyimpang, maka kita bisa melibatkan pihak berwenang untuk mengambil tindakan hukum,” tegasnya.

 

Lebih lanjut, Saribuddin juga mendorong sinergi antara Kementerian Agama dengan pemerintah daerah, aparat keamanan, serta unsur tokoh masyarakat dan MUI dalam mengatasi potensi konflik. Dirinya berharap pendanaan dan dukungan teknis dari lembaga seperti Kesbangpol dan Kesra juga bisa dimaksimalkan agar kegiatan deteksi dini tidak berhenti pada tataran diskusi semata.

 

“Kita tidak bisa bekerja sendiri. Butuh kolaborasi lintas sektor untuk menciptakan kondisi sosial-keagamaan yang stabil. Karena kalau rumah tangga damai, masyarakat tenteram, maka negara pun akan kuat,” jelasnya.

 

Dalam kesempatan tersebut, Saribuddin juga menyampaikan bahwa status kepala KUA di masyarakat sangat dihormati, sehingga para kepala KUA diminta untuk menjaga integritas dan citra positif sebagai tokoh agama. Ia menambahkan bahwa keterlibatan aktif kepala KUA dan penyuluh sangat dibutuhkan, bukan hanya dalam kegiatan keagamaan formal, tetapi juga dalam mengantisipasi radikalisme dan penyimpangan ajaran.

 

“Jangan sampai informasi-informasi penting justru lebih dulu diketahui oleh pihak luar, seperti intelijen. Kita harus jadi garda terdepan,” pungkasnya.

 

Penulis: Uswah

Foto: Uswah

Related Posts

Post a Comment

0 Comments