Plt. Ka.Kankemenag: Masjid Berdaya Harus Ramah bagi Semua, Termasuk Disabilitas

 


Paringin (Kemenag Balangan) – Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Balangan, Harmainor, S.Pd.I, MM, menyampaikan apresiasinya terhadap langkah-langkah inovatif yang dilakukan oleh pengelola masjid dalam mewujudkan masjid yang ramah bagi penyandang disabilitas.

 

Dalam keterangannya, Harmainor mengaku terinspirasi oleh praktik baik di Masjid Istiqlal Jakarta yang telah menghadirkan penerjemah bahasa isyarat dalam setiap pelaksanaan khutbah Jumat.

 

“Mereka bisa memahami apa yang disampaikan khotib.  Ini luar biasa, ada pengetahuan dan ilmu yang mereka dapatkan karena adanya bantuan penerjemah isyarat,” ujarnya disampaikan usai mengikuti kegiatan Festival Masjid Berdaya Berdampak (MADADA) yang digelar secara daring melalui aplikasi Zoom di ruang kerjanya, Selasa (07/10/2025).

 

Menurut Harmainor, langkah tersebut menjadi salah satu bentuk nyata dari masjid yang berdaya dan berdampak, sebagaimana semangat yang diusung dalam program MADADA.

 

“Saya menilai ini salah satu kemajuan besar. Masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga ruang pemberdayaan yang inklusif. Ini contoh nyata bagaimana umat bisa beribadah dengan saling menghargai perbedaan dan kebutuhan,” tambahnya.

 

Harmainor juga mendorong agar masjid-masjid di Kabupaten Balangan mulai memetakan potensi jamaahnya, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik maupun usia lanjut.

 

“Tinggal nanti mulai kita pikirkan bersama, lakukan pendataan. Berapa orang di sekitar masjid yang menggunakan kursi roda, berapa yang lansia tapi semangat beribadah. Semuanya harus kita data, supaya masjid betul-betul bisa memberikan keberdayaan dan berdampak bagi masyarakat,” tegasnya.

 

Harmainor menyebut bahwa hasil dari kegiatan ini akan menjadi bahan inspirasi bagi pengembangan program kemasjidan di tingkat kabupaten. Dirinya menilai bahwa dengan kolaborasi dan inovasi, masjid-masjid di Balangan dapat menjadi pusat pembelajaran sosial yang lebih luas.

 

“Masjid yang berdaya bukan hanya dilihat dari megahnya bangunan, tetapi dari sejauh mana ia bisa memfasilitasi umat untuk tumbuh dalam iman dan ilmu. Inilah semangat yang harus kita bawa,” katanya.

 

Selain itu, Harmainor juga mengajak seluruh pengurus masjid untuk aktif dalam menggaungkan gerakan Masjid Berdaya dan Berdampak sebagai bagian dari transformasi layanan keagamaan yang lebih modern dan humanis.

 

“Mari kita amplifikasi, mari kita glorifikasi, mari kita sosialisasikan. Masjid berdaya dan berdampak bukan sekadar slogan, tapi gerakan nyata untuk kemaslahatan umat,” ajaknya.

 

Harmainor turut menyampaikan apresiasi kepada Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Kemenag RI serta para narasumber yang telah menghadirkan banyak wawasan baru bagi peserta di seluruh Indonesia.

 

“Terima kasih kepada Bapak Direktur dan seluruh tim pelaksana. Informasi yang disampaikan sangat berharga. Ini menjadi bekal penting bagi kami untuk mengembangkan model pemberdayaan masjid yang sesuai dengan kebutuhan lokal,” tuturnya.

 

Di akhir pernyataannya, Harmainor menegaskan komitmen Kemenag Balangan untuk terus mendukung gerakan pemberdayaan masjid.

 

“Kita berharap semangat MADADA ini dapat diimplementasikan di Balangan. Masjid harus menjadi pusat pembinaan umat, tempat tumbuhnya nilai-nilai moderasi, dan wadah kebersamaan seluruh lapisan masyarakat,” pungkasnya.

 

Penulis: Uswah

Foto: Uswah

Related Posts

Post a Comment

0 Comments